Sebelum masuk ke dalam museum, guru memberikan pengarahan dan juga peraturan yang harus dipatuhi oleh siswa. Disana saya mendampingi anak kelas 1 yang sangat lucu dan polos sekali. bahkan saya sering tertawa melihat keluguan anak kelas 1. Disana kami berjalan - jalan. saya berada di urutan paling depan sebagai petunjuk dan pembimbing. Saya merasa sangat senang karena anak kelas 1 sudah kritis dan banyak sekali pertanyaan yang muncul. Bu, itu apa ? Bu kita ini dimana ? Bu, Bagaimana cara membuat patung ? masih banyak lagi pertanyaan yang keluar dari siswa kelas 1. Disitu peran seorang guru sangat dibutuhkan dan sangat penting. saya merasa senang karena bisa menggali pengetahuan siswa dan membagikan pengetahuan kepada siswa. Mereka tidak merasa sedang belajar. karena suasana yang menyenangkan. Ada juga ekspresi takut siswa karena melihat patung yang berwajah seram. Dengan spontan, Olivia dan Mutiara memeluk saya karena ketakutan. Saya berusaha menenangkan anak - anak tersebut dan menjelaskan tidak perlu takut karena ada Ibu Guru disini. Setelah keluar dari museum, saya melakukan tanya jawab kepada siswa.
Saya bersama anak - anak
Di bawah ini adalah suasana yang ada saat anak - anak melihat benda - benda peninggalan di dalam Museum Radya Pustaka.
Bu Ima, Bu Susi dan Bu Mul.
"Tadi kalian sudah jalan - jalan dan melihat isi museum? Berarti museum tempat untuk apa anak - anak?"
Faizal menjawab, "Tempat untuk menyimpan keris, Bu. Tadi saya lihat keris Bu."
"Iya, Faizal bagus sekali. Kerisnya itu kira - kira sudah lama atau baru?"
Anak - anak kelas 1, "Ya, lama Bu."
"Iya, berarti museum tempat untuk menyimpan benda - benda peninggalan."
"Nama museum yang kita kunjungi tadi apa? Coba kita baca...(membaca tulisan diatas museum)"
"Radya pustaka."
Itulah salah satu cara memberikan pengetahuan kepada anak. jadi dimana saja kita berada, kita bisa memberikan pengetahuan dan menanamkan sikap yang baik kepada anak. Sekian dulu cerita yang bisa saya sampaikan. semoga bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar